Kamis, 10 Januari 2019

BAHAN CAT MARKA JALAN ( CAT THERMOPLASTIC )

BAHAN CAT MARKA JALAN ( CAT THERMOPLASTIC )
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi tanda membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi kepentingan lalu lintas.

Bentuk, ukuran, warna, dan tata cara penempatan marka jalan mengacu pada Keputuan Menteri Perhubungan No 60 tahun 1993 tentang marka jalan.
Marka profil merupakan marka membujur berupa garis utuh atau garis putus-putus untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan dengan tambahan efek kejut dan memaksimalkan fungsi pantulannya (retroreflektif).
Marka membujur pada lokasi rawan kecelakaan digunakan marka profil dengan penambahan bentuk yang menonjol lebih tinggi dari marka dasar dengan jarak interval tertentu yang berfungsi sebagai pemisah jalur dan batas tepi jalur lalu lintas.
Marka profil dapat menggunakan bahan thermoplastic atau coldplastic.



BAHAN THERMOPLASTIC :
· Jenis bahan marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari (retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal AASHTO M 247-81 untuk butiran kaca (glass bead) dan AASHTO M 249-79 untuk cat thermoplastic.
· Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiri atas 4 komponen dengan komposisi binder, glass beads, titanium dioxide (TiO2), Calcium Carbonate (CaCo3) dan inert filler.
· Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu 32 ± 2ÂșC.
· Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux.
· Tingkat retroreflektif diukur pada siang maupun malam hari dengan alat retroreflektometer pada kondisi jalan kering. Pengukuran dilakukan saat 0-1 bulan dan pada bulan ke 6 setelah diaplikasikan.
· Bahan yang digunakan dalam spesikasi ini tidak boleh lebih dari 1 tahun dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa).
· Setiap bahan marka yang akan digunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji laboratorium berskala nasional atau internasional.



BAHAN COLDPLASTIC
· Jenis bahan dasar/resin yang digunakan untuk campuran cat adalah MMA (methacrylate), bahan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari (retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal AASHTO M 247-81 untuk butiran kaca (glass bead) dan BS: EN 1871 untuk material cold plastic.
· Bahan warna pigmen mempunyai daya tahan luar cukup lama (minimal 2 tahun).
· Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 2 mm, tidak lebih dari 20-30 menit.
· Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux.
· Tingkat retroreflektif diukur pada siang maupun malam hari dengan alat retroreflektometer pada kondisi jalan kering. Pengukuran dilakukan saat 0-1 bulan dan pada bulan ke 6 setelah diaplikasikan pada permukaan jalan.
· Bahan yang digunakan dalam spesikasi ini tidak boleh lebih dari 1 tahun dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa).
· Setiap bahan marka yang akan digunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji laboratorium berskala nasional atau internasional.
Kami menyediakan Calcium Carbonate khusus untuk pembuat cat marka jalan tersedia dan kehalusan 100, 200, 400 Mesh

INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE


Gudang :
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang
Sumatera Utara

CIRI-CIRI TANAMAN KEKURANGAN MAGNESIUM (Mg)

Gejala Kekurangan Magnesium (Mg)
1. Umumnya daun menguning sering dijumpai pada daun-daun pelepah tua karena Mg 
    dapat bergerak dari daun tua ke daun muda.
    Gejala awal adalah timbulnya warna hijau kekuningan yang berubah menjadi warna 
    pucat kekuningan dibagian ujung lembaran daun yang berumur lebih tua, terutama yang 
    langsung terkena cahaya matahari.
2. Pada kondisi yang semakin berat, warna daun berubah menjadi coklat kekuningan
    sampai kuning cerah dan akhirnya mengering.
3. Bagian-bagian daun yang menunjukkan gejala klorosis pada tahap berikutnya mungkin 
    akan diinvasi oleh jamur sekunder (misalnya Pestalotiopsis gracillis) yang menimbulkan 
    warna ungu pada pinggiran dan ujung lembaran daun.
4. Sifat yang khas dari kekurangan Mg adalah adanya pengaruh dari perlindungan. Anak 
    daun yang terlindung dari sinar matahari warnanya tetap hijau walaupun kekurangan Mg.
5. Faktor curah hujan berpengaruh pada munculnya gejala kekurangan Mg.
    Pada tahun dengan curah hujan relatif rendah gejala defisiensi Mg kurang tampak dan 
    pada tahun dengan curah hujan tinggi gejala kekurangan Mg terlihat jelas.

Penyebab Kekurangan Magnesium
1. Kadar Mg tertukarkan (exchangeable) dalam tanah sangat rendah (< 0,2 cmol/kg)
    Sifat antagonisme diantara unsur hara dimana ketersediaan unsur hara Magnesium
    dengan Kalium.
2. Pemberian unsur hara lain yang terlalu berat, terutama Nitrogen dan Kalium.
    Minimalnya tindakan pengawetan tanah mengingat unsur hara Mg mudah tercuci.
3. Tanaman kelapa sawit ditanam pada tanah bertekstur ringan (pasir) dan bersifat masam 
    yang lapisan tanah atasnya  sudah tererosi. Pada tanah yang berat (liat) umumnya 
    kandungan Magnesium cukup tinggi.
4. Pemupukan Mg tidak mencukupi untuk mendukung produktivitas tanaman yang tinggi 
    atau tanaman yang tumbuh pada tanah dengan kandungan Mg yang sangat rendah.
5, Bahan induk tanah, dengan bahan induk granit dan kwarsa mengandung unsur
    Magnesium yang rendah.

Pencegahan Kekurangan Magnesium
Mengatur keseimbangan antara Mg dan K. Ketidakseimbangan tersebut terjadi pada tanaman kelapa sawit yang tumbuh di tanah yang berkadar Ca tinggi (misal tanah-tanah vulkanis).


Perlakuan Pada Tanaman Kekurangan Mg
Pada tanah-tanah bereaksi masam, Dolomit dapat digunakan untuk keperluan pupuk Mg secara rutin. Akan tetapi jika defisiensi Mg dijumpai sangat nyata maka pemupukan dengan dosis 2-3 kg Kieserit/pokok/tahun mungkin diperlukan. Respon tanaman terhadap pupuk Mg dapat ditingkatkan jika kepada tanamannya juga diberikan janjang kosong terutama jika tanah lapisan atas sudah tererosi.

INFO &PEMASARAN HP/WA : 
085265918610

PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE

Gudang
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang

MANFAAT KAPUR PERTANIAN


Tanaman yang tumbuh pada tanah yang memiliki derajat keasaman yang kurang ideal,
setelah diberikan kapur pertanian pada saat pekerjaan olah tanah, bisa meningkatkan
produktivitas hasil panen.



Kapur pertanian juga memberi keuntungan yang lain bagi petani, termasuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia hingga 50%. 

Begitu juga dengan pemakaian pupuk-pupuk organik akan semakin terasa hasilnya.
Meskipun penggunaan kapur pertanian dapat meningkatkan kesuburan serta mengurangi
keasaman tanah juga efisiensi penggunaan pupuk, namun pada kenyataan nya, kondisi
masyarakat pertanian di Indonesia secara keseluruhan belum mengetahui dan menerapkan
pada lahan pertanian nya.

Sebetulnya tidak hanya untuk lahan pertanian saja KAPTAN memiliki manfaat yang besar,
pada lahan tambak juga dapat merasakan keuntungan dari penggunaan kapur pertanian ini.

INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE

Gudang ;
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang
Sumatera Utara

Penyebab Tanah Masam



Tanah bereaksi masam (pH rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO), ini disebabkan oleh:

1. Curah hujan tinggi, pada daerah dengan iklim tropika basah, dengan curah            hujan yang tinggi, secara alami tanah akan menjadi masam akibat pencucian     unsur hara yang ada.

2. Pupuk pembentuk asam, Pupuk nitrogen seperti Urea, ZA, Amonium Sulfat, 
    Kcl, ZK adalah pupuk yang mempunyai pengaruh mengasamkan tanah.

3. Drainase, Drainase yang kurang baik, genangan air yang terus menerus pada         tanah yang berawa, tanah pada keadaan yang demikian selalu asam.

4. Adanya unsur berlebihan, Al (Alumunium), Fe (Besi) dan Cu (Tembaga) dalam         kadar yang berlebih, seperti disekitar pegunungan verbek atau daerah tambang    nikel, besi dan tembaga selalu di jumpai tanah asam.


5. Proses dekomposisi bahan organik, Pada tanah berbahan organik tinggi seperti pada  tanah gambut selalu dijumpai tanah asam dengan pH rendah, hal itu karena proses dekomposisi bahan organik yang dalam prosesnya akan mengusir dan mengeluarkan unsur  (Kalsium) CaO dari dalam tanah.


Ciri dan Jenis Tanah Masam (Sulfat Masam)

Tanah yang masam memiliki ciri berbau busuk, permukaan air seperti ditutupi lapisan karat besi, dan banyak tumbuh lumut.


Jenis tanah dari lahan ini digolongkan juga sebagai tanah bermasalah, yaitu tanah yang mempunyai sifat baik fisika, kimia, maupun biologi lebih jelek dibandingkan dengan tanah mineral umumnya sehingga produktivitas lahan jenis tanah ini tergolong rendah, bahkan sangat rendah (Tim IPB, 1992).

Tanah sulfat masam dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Tanah sulfat masam potensial yang dicirinya antara lain lapisan pirit pada kedalaman
     >50 cm dari permukaan tanah
2. Semua jenis tanah yang digolongkan sebagai tanah sulfat masam aktual.

Adapun yang dimaksud dengan tanah sulfat masam potensial yang dicirikan oleh warna kelabu, kemasaman sedang-sampai dengan masam (pH>4.0), sementara itu yang dimaksud dengan tanah sulfat masam aktual yang dicirikan dengan warna kecoklatan pada permukaan, dan sangat masam atau pH< 3,5 (Noor, 2004).


Tanah sulfat masam merupakan tanah yang mengandung senyawa pirit (FeS2), banyak terdapat di daerah rawa, pasang surut maupun lebak. Mikroorganisme sangat berperan dalam pembentukan tanah tersebut. Pada kondisi tergenang senyawa tersebut bersifat stabil, namun bila telah teroksidasi maka akan memunculkan problem bagi tanah, kualitas kimia perairan dan biota-biota yang berada baik di dalam tanah itu sendiri maupun yang berada di badan-badan air, dimana hasil oksidasi tersebut tercuci ke perairan tersebut.

Akibat dari Tanah Masam

Tanah yang masam dapat menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, penurunan hasil tanaman, mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.


Mensvoort dan Dent (1998) menyebutkan bahwa senyawa pirit (ferit) tersebut merupakan sumber masalah pada tanah tersebut. Selain itu jika tanah ini dikeringkan atau teroksidasi, maka senyawa pirit akan membentuk senyawa feri hidroksida Fe(OH)3 sulfat SO42- dan ion hidrogen H+ sehingga tanah menjadi sangat masam.

 Akibatnya kelarutan ion-ion Fe2+, Al3+ dan Mn2+ bertambah di dalam tanah dan dapat bersifat racun bagi tanaman. Ketersediaan fosfat menjadi berkurang karena diikat oleh besi atau aluminium dalam bentuk besi fosfat atau aluminium fosfat. Biasanya bila tanah masam kejenuhan basa menjadi rendah, akibatnya terjadi kekahatan unsur hara di dalam tanah (Putu dan Widjaya-Adhi, 1990).


Cara menanggulangi masalah tanah masam

Pada prinsipnya ada 4 masalah aktual utama pada tanah masam yaitu rendahnya kadar bahan organik tanah dan kadar unsur hara, dangkalnya perakaran tanaman, kekeringan, gangguan gulma alang-alang (Imperata cylindrica) serta diperparah oleh erosi dan pencucian unsur hara. 


Masalah-masalah tersebut ini seringkali menyulitkan suatu usaha tani untuk mencapai produksi yang tinggi secara berkelanjutan. Tingkat produksi yang tinggi dapat dicapai melalui berbagai upaya yang dapat mempertahankan kesuburan tanah yakni dengan penerapan sistem pengelolaan yang tepat.

Salah satu cara pengelolaan yang terbukti dapat mempertahankan kesuburan tanah-tanah masam adalah dengan menanam tanaman tahunan (pepohonan) bersama-sama dengan tanaman semusim dalam sebidang lahan yang sama (kebun campuran). 

Upaya-upaya pemecahan masalah yang ditujukan untuk mendapat produksi yang tinggi secara berkelanjutan seharusnya dilakukan tanpa mengakibatkan kerusakan (degradasi) pada sumberdaya lahan. Dalam hal ini perlu diperhatikan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman dan fungsi tanaman dalam meminimalkan kehilangan tanah, air dan hara.

INFO & PEMASARAN : 085265918610 (Ph/WA/ Telegram)

Pengukuran pH Tanah


Pengukuran nilai pH diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau bernilai pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran dapat dilakukan dengan berberapa cara, yaitu mengunakan kertas lakmus, pH tester dan pH meter. Pengukuran bisa secara diagonal maupun zigzag asal sudah mewakili. Tentukan beberapa titik sampel yang akan diukur pH-nya secara acak, setelah itu dilakukan pengukuran lalu dihitung rata-ratanya.

Kertas Lakmus
Siapkan wadah berisi air secukupnya, ambil sampel tanah yang akan diukur pH-nya. Kocok hingga bercampur rata. Ambil lapisan atas campuran tersebut dan pindahkan ke wadah yang baru. Pengambilan bisa menggunakan pipet tetes atau jarum suntik. Masukkan kertas lakmus ke dalam wadah terakhir. Kemudian cocokkan warna kertas lakmus dengan warna standar yang menunjukkan angka keasaman tanah (nilai pH). Jika kertas lakmus berwarna biru berarti tanah bersifat basa, sedangkan kertas lakmus berwarna merah berarti tanah bersifat asam.

pH Meter
Tentukan beberapa titik sampel secara acak, misal 10 atau 20 titik tergantung luas lahan yang akan diukur. Basahi permukaan tanah yang akan diukur pH-nya sampai jenuh (kapasitas lapang). Tancapkan pH meter, tunggu beberapa saat. Jarum akan bergerak perlahan sampai akhirnya berhenti (stabil). Angka pada kondisi ini merupakan nilai pH. Lakukan untuk semua titik sampel, kemudian ambil rata-ratanya.

pH Tester
Alat pH tester terdiri dari 1 botol kecil cairan kimia penguji tingkat keasaman, cawan porselen tempat pengujian, dan kartu pengamatan perbandingan skala pH dengan warna indikator. Cara menentukan nilai pH menggunaakn pH tester hampir sama dengan menggunakan kertas lakmus. Hanya saja cairan tanah yang bening dipisahkan dari tanah, kemudian diteteskan pada cawan porselen. Pada cairan tanah tersebut ditambahkan 2 tetes cairan kimia dan diaduk rata. Tunggu beberapa saat lalu amati warnanya. Cocokkan warna yang ditimbulkan dengan kartu pengamatan perbandingan skala pH.

SIFAT, MANFAAT DAN KEUNGGULAN KAPUR PERTANIAN

SIFAT, MANFAAT DAN KEUNGGULAN KAPUR PERTANIAN (KAPTAN)  

Kaptan atau kapur pertanian, adalah senyawa anorganik alamiah, memiliki rumus senyawa CaCO3yang berasal dari batuan kapur yang telah diolah atau dihancurkan menjadi serbuk / tepung. 

Batuan Kapur sendiri berasal dari proses sedimentasi atau pengendapan kulit kerang atau 
biota laut yang berlangsung selama jutaan tahun yang lalu.




Cara kerja kapur pertanian sebagai berikut, unsur kalsium pada senyawa CaCO3 bersifat basa, sehingga apabila ditaburkan ke lahan pertanian yang tanah nya bersifat asam, maka unsur kalsium pada senyawa CaCO3 dapat mengikat / bereaksi dengan zat-zat pada tanah yang bersifat asam tersebut membentuk senyawa baru yang bersifat netral sehingga pada akhir nya menurunkan derajat keasaman tanah.



Pada lahan Pertanian : meningkatkan pH tanah menjadi netral, meningkatkan ketersediaan unsur 
hara dalam tanah, menetralisir senyawa-senyawa beracun baik organik maupun non anorganik, 
merangsang populasi & aktivitas mikroorganisme tanah



Pada Tanaman : memacu pertumbuhan akar dan membentuk perakaran yang baik, membuat tanaman 
lebih hijau dan segar serta mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produksi dan mutu hasil panen

Pada Tambak : mempertinggi pH pada tambak yang rendah, menyediakan kapur untuk ganti kulit, 
memberantas hama penyakit, mempercepat proses penguraian bahan organik, meningkatkan kelebihan gas asam arang (CO) yang dihasilkan oleh proses pembusukan

Pada Ikan & Udang : dengan kondisi air dan tanah yang baik akan mempercepat perkembangan ikan dan udang serta memudahkan reproduksi, meningkatkan produksi ikan dan udang

INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang

Sumatera Utara

PENGAPURAN LAHAN


PENGAPURAN LAHAN
Pada umumnya petani sering merupakan hal paling dasar dalam pertanian.
Apakah itu ? "PENGAPURAN LAHAN"
Ada apa dengan pengapuran lahan ?
Pengapuran lahan pertanian sangat penting di dalam menentukan proses pertumbuhan tanaman

Tujuan dari pengapuran pada intinya dalah bagaimana supaya tanah memiliki pH yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kelarutan Al dalam tanah dapat ditekan dan mematikan bakteri di dalam tanah yang tidak berguna atau merugikan tanaman.
Masing" masing tanaman memiliki kebutuhan pH tanah yang berbeda-beda.
Masalah yang umumnya terjadi pada tanah masam antara lain :

1. Terakumulasinya ion H+ pada tanah sehingga menghambat pertumbuhan
     tanaman.
2. Tingginya kandungan Al3+ sehingga mearcun bagi tanaman.
3. Kekurangan unsur hara Ca dan Mg
4. Kekurangan unsur hara P karena terikat oleh Al3+
5. Berkurangnya unsur Mo sehingga proses fotosintesis terganggu 
6. Keracunan unsur mikro yang memiliki kelarutan yang tinggi pada tanah asam.

Cara pengapuran sendiri yang sesuai dengan rekomendasi pengapuran adalah :
1. Tanah diolah baik itu dicangkul atau dibajak.
2. Dolomite ditabur merata diatas permukaan tanah, dengan dosis Dolomite sesuai dengan kebutuhan tanaman 
3. Tanah diaduk hingga kedalaman 20 cm dibiarkan selama 2 minggu (untuk tanaman palawija) dan 2 bulan untuk (tanaman keras) baru kemudian ditanami.

Manfaat Dolomite yang diberikan kedalam tanah adalah :
1. Menurunkan pH tanah
2. Menurunkan kelarutan Al
3. Meningkatkan kandungan unsur hara Ca dan Mg.
4. Memperbaiki tekstur, struktur dan memantapkan agregat tanah
5. Menurunkan tingkat bahaya erosi karena agregat tanah yang mantap
6. Memperbaiki sifat biologi tanah seperti aktivitas mikro organism
7. Mematikan bakteri atau organisma yang merugikan tanaman
8. Menetralisir sisa-sisa zat yang merugikan tanaman akibat pemupukan yang 
    berlebihan dan penggunaan pestisida yang berlebihan
9. Mengembalikan zat hara yang dibutuhkan tanaman



Apabila pengapuran lahan dilakukan dengan baik dan benar serta di periksa keasaman atau pH tanah pada setiap musim penanaman, dapat mengurangi penggunanan pupuk yang berlebihan dan tanaman tidak mudah di serang penyakit.

Agar pengapuran lahan dapat terlaksana dengan baik pergunakan pupuk dolomiite yang memiliki kehalusan 100 mesh. Tujuannya dolomite dapat meresap dengan cepat ke tanah dan menaikan pH tanah dengan cepat.

Pergunakan pupuk yang telah memiliki SNI yang dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional


INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang
Sumatera Utara

Apa itu pH TANAH ?

pH TANAH
Derajat Keasaman Tanah (pH tanah) merupakan faktor teknis yang jarang diperhatikan terutama oleh petani-petani yang masih mengembangkan pola budidaya secara tradisional. pH tanah bukan merupakan tingkat kesuburan jika dilihat dari kandungan unsur-unsur kimia dalam tanah, tetapi lebih mendefinisikan pada kondisi keterikatan antar unsur atau senyawa yang terdapat di dalam tanah. Nilai ph yang ideal akan mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.

DERAJAT KEASAMAN TANAH
Kunci Kesuburan Tanah
Tanah merupakan media tumbuh alami yang menyediakan makanan (unsur hara) bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan (tanaman). Agar tanaman mampu berproduksi optimal berkesinambungan, kualitas tanah harus tetap dipertahankan. Kesalahan-kesalahan dalam pengolahan tanah dapat mengakibatkan kerusakan pada tanah, berakibat menurunkan produktifitas tanaman. Produktifitas tanah dalam menghasilkan produk pertanian sangat tergantung pada kemampuan suatu tanah dalam menyediakan unsur hara yang berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama. Pada tanah asam serta miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga dapat menurunkan produksi secara signifikan, apalagi jika ketersediaan air tidak terpenuhi dengan baik. Tanah asam merupakan jenis tanah dengan nilai pH rendah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat tanah asam pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai reaksi tanah pada pH rendah tersebut dan dapat merupakan kombinasi dari keracunan aluminium (Al), mangan (Mn), keracunan besi (Fe), serta defisiensi (kahat) unsur P (fosfor), Ca (kalsium), Mg (magnesuim), dan kahat K (kalium). Akan tetapi, faktor yang paling dominan penyebab buruknya pertumbuhan tanaman adalah keracunan Al dan kekurangan unsur P (kahat fosfor).




Disamping terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat keracunan Al dan kahat unsur hara tersebut, hambatan faktor fisik juga menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman pada tanah asam. Hambatan faktor fisik yang utama meliputi tekstur tanah kasar akibat erosi, kapasitas memegang air yang sangat rendah, serta adanya lapisan yang padat pada tanah sehingga sukar ditembus akar. Hambatan faktor fisik ini tidak kalah penting dengan hambatan faktor kimia dan bahkan lebih sulit penanganannya.

Secara umum para ahli mengemukakan bahwa masalah tanah asam dapat diatasi dengan teknologi pengapuran, karena pengapuran dapat menaikkan nilai pH dan mengurangi keracunan Al yang meracuni secara tepat dan akurat. Akan tetapi pengapuran saja tidaklah cukup karenakecukupan unsur hara  perlu diatasi dengan cara pemupukan, sedangkan masalah daya ikat air yang rendah perlu diatasi dengan penambahan bahan organik pada tanah.

Pada prakteknya di lapangan, pemupukan menggunakan pupuk kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) tinggi ternyata dapat menurunkan nilai pH sehingga tanah menjadi asam. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandungan N dan P tinggi harus diimbangi dengan pengapuran yang tepat.




Penggunaan bahan organik yang belum selesai melapuk juga dapat menurunkan derajat keasamannya meskipun hanya sementara. Jika pelapukan telah selesai, nilai pH akan meningkat kembali. Untuk itu, penggunaan bahan organik sebaiknya setelah melapuk karena dapat meningkatkan nilai pH. Jika menggunakan bahan organik segar, sebaiknya diberi masa inkubasi yang cukup dengan tanah, berkisar antara 4-6 minggu untuk menghindari reaksi memasamkan tanah. Di daerah pegunungan dengan suhu rendah, pemberian bahan organik segar terkadang malah diperlukan untuk meningkatkan suhu tanah.


INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE
Tanjung Morawa, DeliSerdang

Sumatera Utara

PROFIL PERUSAHAAN



PT. 
PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI adalah produsen dan distributor untuk
produk :
1.   Kapur Pertanian (KAPTAN) SNI 02-0482-1998,
2.   Dolomite (MgO) SNI 02-2804-2005
3.   Calcium Carbonate (CaCO3)

Produk PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI telah terdaftar pada Dirjen Hak Cipta Paten dan Merk Departemen Kehakiman RI.





Produk PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI TERSEDIA DALAM BERBAGAI MESH (KEHALUSAN).
DIPRODUKSI DARI BAHAN BAKU ALAMI TANPA CAMPURAN.
PROSES MUAT BARANG 24 JAM, LAPANGAN PARKIR YANG LUAS & PEMUATAN BARANG MENGGUNAKAN ALAT.










INFO DAN PEMASARAN (WA) : 
085265918610
PT. PANJIWIRA
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE

Gudang :
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang
Sumatera Utara

SIFAT, MANFAAT DAN KEUNGGULAN KAPUR PERTANIAN (KAPTAN)

SIFAT, MANFAAT DAN KEUNGGULAN KAPUR PERTANIAN (KAPTAN) SECARA UMUM

Pada lahan Pertanian : meningkatkan pH tanah menjadi netral, meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, menetralisir senyawa-senyawa beracun baik organik maupun non anorganik, merangsang populasi & aktivitas mikroorganisme tanah


Pada Tanaman : memacu pertumbuhan akar dan membentuk perakaran yang baik, membuat tanaman lebih hijau dan segar serta mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produksi dan mutu hasil panen
Pada Tambak : mempertinggi pH pada tambak yang rendah, menyediakan kapur untuk ganti kulit, memberantas hama penyakit, mempercepat proses penguraian bahan organik, meningkatkan kelebihan gas asam arang (CO) yang dihasilkan oleh proses pembusukan
Pada Ikan & Udang : dengan kondisi air dan tanah yang baik akan mempercepat perkembangan ikan dan udang serta memudahkan reproduksi, meningkatkan produksi ikan dan udang

PT. PANJIWIRA
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang