Senin, 14 Oktober 2019

Apa Itu Kapur Pertanian ?




Kaptan atau kapur pertanian, adalah kondisioner tanah untuk menurunkan derajat keasaman yang terbuat dari batuan kapur yang telah diolah atau dihancurkan terlebih dahulu menjadi debu atau kadang disebut juga kapur dolomit.

Ada tiga bentuk Kapur Pertanian (Kaptan) yang pada umumnya digunakan oleh petani untuk mengatasi masalah tanah asam, yaitu:

1. Kapur Dolomite
merupakan kapur yang diproses melalui penggilingan . Kapur Dolomite mengandung unsur Magnesium 18% - 22% (standar SNI) dan Calcium Oxide +/- 30 % (standar SNI)

2. Kapur karbonat.
Merupakan kapur yang di produksi melalui prtoses penggilingan langsung, kapur karbonat ini  disebut dengan Kalsium Karbonat (Calcium Carbonate/CaCO3). Untuk kapur kalsit mengandung kalsium oksida 50%, dan kalsium karbonatnya 85% - 92%

3. Kapur Api
yaitu jenis kapur yang pembuatannya melaui proses pembakaran. Kapur ini sering disebut dengan Kapur Tohor atau Quick Lime (Calsium Oxide/ CaO) dengan kandungan CaO +/- 90% - 95%

4. Kapur Padam.
Merupakan jenis kapur hasil pembakaran pada kapur tohor, yang kemudian ditambahkan dengan air yang dalam bahasa kimianya disebut Calsium Hydroxide/ Ca(oH2)  dengan kandungan CaO +/- 50% - 60%

Dari keempat jenis di atas, dolomit dan kalsium karbonat yang banyak digunakan petani, sehingga keduanya lebih banyak dikenal sebagai kapur pertanian (kaptan)

Penggunaan kapur pertanian dapat meningkatkan kesuburan serta mengurangi keasaman tanah juga efisiensi penggunaan pupuk. Namun sejauh ini masih banyak petani-petani di Indonesia yang masih belum mengetahui serta mengaplikasikan untuk lahan pertaniannya.

Info dan Pemasaran : 085265918610










Kamis, 03 Oktober 2019

QUICKLIME/ CALCIUM OXIDE (CaO)

Kapur Tohor (Quick Lime)
(Calcium Oksida (CaO)/Kapur Tohor/Kapur Api/Kapur Aktif)

Calcium Oksida (CaO) merupakan kristal basa, kaustik, zat padat putih pada suhu kamar. Istilahyang luas digunakan “Kapur Tohor/Kapur Api/Kapur Aktif” berkonotasi bahan anorganik yang mengandung kalsium, yang meliputi karbonat, oksida dan hidroksida kalsium, silikon, magnesium, aluminium, dan besi mendominasi, seperti batu gamping.

Nama IUPAC Quick Lime ialah Calcium Oksida/ CaO, nama lainnya Kapur Bakar, Kapur Tohor/Kapur Api/Kapur Aktif.

Adapun sifat-sifatnya adalah:
Rumus molekul: CaO
Berat molekul: 56,0774 gr/mol
Penampilan: Serbuk putih sampai kuning pucat/coklat
Bau: Tidak berbau
Densitas: 3,34 gr/cm3
Titik lebur: 2613 °C, 2886 K, 4735 °F
Titik didih: 2850 °C, 3123 K (100 hPa)
Kelarutan dalam air: 1,19 g/L (25 °C); 0,57 g/L (100 °C); reaksi eksoterm
Kelarutan dalam asam: Larut (juga dalam gliserol, larutan gula)
Kelarutan dalam methanol: Tidak larut (juga dalam dietil eter, n-oktanol)
Keasaman (pKa): 12,8
Entropi molar standar So298: 40 J·mol−1·K−1
Entalpi pembentukan standar ΔfHo298: −635 kJ·mol−1
Titik nyala: Tidak terbakar


KEGUNAAN
Kapur mentah menghasilkan energi panas dengan pembentukan hidrat, kalsium hidroksida, dengan persamaan sebagai berikut:

CaO (s) + H2O (l) = Ca(OH)2 (aq) (ΔHr = −63.7 kJ/mol CaO)

Seperti hidrat, sebuah hasil reaksi eksotermis dan zat padat membengkak. Hidrat dapat diubah menjadi kapurmentah dengan menghilangkan air dengan memanaskannyasampai kemerahan untuk membalikkan reaksi hidrasi. Satu liter air yang bergabung dengan sekitar 3,1 kilogram (6,8 lb) dari kapur untuk memberikan kalsium hidroksida ditambah 3,54 MJ energi. Proses ini dapat digunakan untuk menyediakan sumber panas portabel nyaman, seperti untuk pemanasan makanan dengan segera dalamtempat pemanasan sendiri.

Dalam industry budidaya udang , Quick Lime/ Calcium Oksida( CaO) popular digunakan sebagai zat basa untuk mengantisipasi penurunan pH air kolam akibat hujan. Biasanya kapur Quick Lime/ Calcium Oksida( CaO) ditaburkan di lereng tepi kolam udang di musim hujan.

Pemberian Quick Lime/ Calcium Oksida( CaO) pada tambak dan kolam biasanya dilakukan oleh pembudidaya dengan tujuan untuk menaikkan tingkat pH air, meningkatkan kesuburan tambak/kolam, atau membunuh parasit sumber penyakit dalam tambak/kolam. Sebenarnya pemberian Quick Lime/ Calcium Oksida( CaO) pada tambak dan kolam adalah cara untuk meningkatkan alkalinitas agar pH air menjadi lebih stabil.

Quick Lime/ Calcium Oksida( CaO) dan Hydrated Lime (CaOH/ Calsium Hydroxide) biasa digunakan sebagai desinfektan pada masa persiapan tambak/kolam untuk membunuh hama dan parasit yang mengganggu pertumbuhan ikan atau udang.


Info dan Pemasaran : 0852 6591 8610 (Ph/WA)

Jumat, 08 Februari 2019

Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan masuk ke vibrating screen shell.

PRINSIP PEMISAHAN DENGAN CLAYBATH ADALAH DIDASARI PADA PERBEDAAN BERAT JENIS (BJ) ANTARA KERNEL BASAH YANG MEMPUNYAI BJ=1.07 DENGAN CANGKANG YANG MEMPUNYAI  BJ=1.30.


BJ AIR = 1 DAN BJ CAIRAN DI CLAYBATH DINAIKAN KE 1.20 DENGAN CAMPURAN CALCIUM CARBONAT  ATAU KAOILIN.DAPAT  DICAMPURKAN ABU JANJANGAN KOSONG DI CAIRAN CLAYBATH UNTUK MENGURANGI KONSUMSI CALCIUM CARBONAT /KAOLIN.


CANGKANG AKAN TERSINGKIR DI DASAR CLAYBATH DAN INTI AKAN TIMBUL DI ATAS CLAYBATH DAN OVERFLOW KE VIBRATING SCREEN .CANGKANG YANG TERSINGKIR KE BAWAH AKAN MENGALIR DENGAN CLAY SOLUSI MELALUI PIPA LEHER ANGSA KE VIBRATING SCREEN.


LAKUKAN PENAMBAHAN CALCIUM CARBONAT APABILA TERDAPAT KERNEL YANG MASIH LEWAT KE CANGKANG ,DAN LAKUKAN PENGETESAN BJ CAIRAN CALCIUM CARBONAT UNTUK MENGHINDARI CAIRAN CLAY BATH YANG JENUH DENGAN BANYAK MINYAK,KITA HARUS GANTI SEMUA CAIRAN CALCIUM ,KARENA CAIRAN SUDAH TIDAK EFECTIF LAGI. Disarankan menggunakan Calcium Carbonate (CaCO3) ukuran mesh/ kehalusan 500 mesh, 600 mesh atau 800 mesh untuk menghindari cairan claybath yang cepat jenuh)




FLOW CLAYBATH JANGAN TERLALU TINGGI ,15 – 20 M³ PER JAM SUDAH CUKUP,KAPASITAS CLAYBATH TERGANTUNG PADA UKURAN LEHER ANGSA ,UKURAN LEHER ANGSA 6¨ SUDAH CUKUP UNTUK  60 T TBS/JAM.


Screen gunakan wire mesh stailess steel diameter 1 – 1.5 mm dan mesh 5.dapat digunakan ferforated ss flate 2 mm,bila panjang vibrating lebih 2 meter dengan lobang 3 mm minimal lebih 45% perforasi


Apabila mengunakan rotary drum ,plat penahan air harus dibuat dengan kuat  ,gunakan plat 6 mm,


Cairan pemisah di claybath tidak boleh bergerak terlalu cepat untuk mendorong inti yang sudah mengapung ke depan,bila laju cairan terlalu cepat ,cangkang dapat mengikuti inti ke kompartemen depan dan muncul sebagai kotoran di inti,atur valve inlet pompa claybath untuk mengontrol kecepatan pengaliran cairan supaya cukup untuk overflow saja.


Semua inti bebas harus muncul di atas cairan bila bj di Kontrol di +/- 1.20


Los inti di wet sheel claybath harus kurang dari 2% on sample


Apabila pompa tidak menghisap,kemungkinan kerusakan adalah di impeler pompa,karena impeler pompa di claybath lebih cepat habis.

INFO & PEMASARAN CALCIUM CARBONATE (CaCO3) :
085265918610


PENGARUH PENGUTIPAN BUSA TERHADAP PENGGUNAAN CALCIUM CARBONATE (CACO3) PADA UNIT CLAYBATH

Claybath adalah unit alat pemisah dengan menggunakan media cair yang dicampur dengan zat lain. Prinsip  yang digunakan untuk pemisahan basah ini yakni memisahkan dua material yang berbeda dengan perbedaan berat  jenis  (BJ)  dari  material  yang  dipisahkan.  Menurut  Naibaho  (1998), menyatakan  bahwa  inti  sawit  (palm  kernel)  mempunyai  berat  jenis  1,07 sedangkan  cangkang  (shell)  1,15-1,20.  Maka  untuk  memisahkan  kernel dan shell dibuat BJ suspensi 1,12 sehingga inti mengapung dan cangkang tenggelam.
Berat jenis suspensi adalah suatu besaran tanpa satuan dan dimensi serta merupakan perbandingan relative antara kerapatan bahan dengan air. Air murni bermassa jenis 1000 kg/m³ pada suhu 4°C. Nama lain dari berat jenis  suspensi  adalah  specific  gravity  (SG),  diukur dengan  alat  ukur hydrometer.
Ada  beberapa  zat  yang  dapat  digunakan  sebagai  campuran  air dalam pemisahan basah kernel dengan shell pada unit claybath. Beberapa diantaranya yaitu :
1.   liat   putih,   jenis   ini   sangat   sulit   untuk   didapat   di   areal 
      perkebunan kelapa sawit.
2.   Kaolin,  memiliki  warna  dan  kualitas  yang  baik,  akan  tetapi  
      harganya tinggi.
3.   Calcium  Carbonate  (CaCO3),  jenis  ini  paling  banyak  digunakan  
      oleh pabrik  kelapa  sawit  karena  mudah  didapat  dan  harganya  
      terjangkau diketahui   pada   saat   pengadukan   dihentikan   maka    
      CaCO3   akan mengendap dan sangat sulit untuk diaktifkan kembali. 
        (sumber : https://www.infosawit.com/news/6829/pengaruh-pengutipan-busa-terhadap-penggunaan-
        calcium-carbonate--caco3--pada-unit-claybath)





Secara umum, Pabrik Kelapa Sawit (PKS)/ Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) cenderung menggunakan Calcium  Carbonate  (CaCO3) ukuran  mesh  200,  mesh  300 dan mesh  400.  Untuk menghindari Calcium  Carbonate  (CaCO3)   akan mengendap dan sangat sulit untuk diaktifkan kembali disarankan menggunakan Calcium  Carbonate  (CaCO3) ukuran mesh 500, mesh 600 atau mesh 800.


Semakin  tinggi ukuran mesh atau kehalusan Calcium  Carbonate  (CaCO3) akan menghindari Calcium  Carbonate  (CaCO3) mengendap dengan cepat.
INFO & PEMASARAN  PH/WA : 085265918610

TEKNIK PENYUBURAN TANAH

TEKNIK PENYUBURAN TANAH


Tanah yang subur adalah tanah yang apabila ditanami tumbuhan/tanaman bisa memberikan hasil yang banyak berupa produksi daun, batang, buah atau umbi. Guna mencapai tujuan tersebut maka tanah yang dijadikan lahan usaha perlu

ada upaya agar tanah tersebut subur dalam jangka waktu yang tidak terbatas 

dan berkelanjutan. Ada beberapa macam cara untuk menyuburkan tanah.


Pada tanah yang banyak mengandung liat (tanah liat)

Jenis tanah ini banyak mengandung makanan tapi sayang tidak bisa dimakan oleh tumbuhan karena kekurangan kadar oksigen (O2). Untuk menanggulanginya yaitu mengupayakan agar tersedia O2. Caranya adalah dengan memberikan : kompos, bokashi pupuk kandang arang, atau bahan organik lainnya sehingga tanah menjadi gembur.


Pada tanah yang berpasir atau tanah yang banyak mengandung pasir

Jenis tanah ini adalah sulit mengikat air, cepat kering dan merana. Adapun cara mengatasi tanah seperti ini adalah dengan menambahkan bahan organic seperti : kompos, bokashi pupuk kandang, pupuk organik daun hijau yang mudah busuk ditambah dengan kotoran hewan, tanah dan air dengan perbandingan 1: 1: 1: 1, simpan didalam drum dan biarkan selama 3 minggu.




Pada tanah yang banyak mengandung kapur

Jenis tanah ini memiliki keasaman yang tinggi, mudah longsor, makanan mikronya kurang tersedia (contoh : zat besi, seng, tembaga). Untuk mengatasi jenis tanah seperti ini adalah dengan memberikan pupuk kompos, dan dedaunanyang hijau apalagi bila dedaunannya jenis tanaman yang berbunga kupu-kupu seperti kacang-kacangan, johar, turi, dll. Dan untuk menurunkan tingkat keasaman dilakukan dengan cara memberikan pupuk yang mengandung belerang.



Tanah yang bersifat asam

Tanda-tanda tanah yang bersifat asam bila di sawah warna air kuning berkarat, bila di darat suka ditumbuhi alang-alang, haredong (sunda)/ sedudu, bila ditanami jagung buah jagungnya menguning dan bila ditanami kacang tanah tidak ada buah yang berenas. Apabila menemukan tanah seperti ini keasamannya (pH) berkisar antara 3 – 5. Dengan demikian pHnya harus disesuaikan dahulu sesuai dengan keinginan tanaman. Untuk mengatasi masalah tanah seperti ini ada banyak cara diantarnya :

a. Tanah dijemur.

    Tanah dicangkul, dibajak. Tanah yang berupa bongkahan dibiarkan terjemur 

    oleh sinar matahari selama 2 minggu.

b. Diberi arang sekam.

    Tanah ditaburi arang sekam selanjutnya dicangkul hingga arang tersebut 

     bercampur dengan tanah.

c. Memperbaiki tata udara dalam tanah.

   Tanah diolah kemudian dibuat parit-parit untuk menghindari genangan air dan  

   pada tanah gambut dibuat memanjang dengan jarak 25 m agar terjadi    

   pencucian dan yang asam 

    mengalir.

d. Menambahkan pupuk organik.

    Dengan menambah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan yang banyak, maka 

    secara bertahap pH tanah akan berangsur-angsur naik atau dengan kata lain keasaman 

    berkurang secara bertahap.



e. Pengapuran .

    Untuk menurunkan tingkat keasaman atau menaikkan pH dapat ditaburkan Kapur 

    Pertanian (Calcium Carbonate/CaCO3) di atas tanah yang sudah dicangkul kemudian 

    dicangkul kemudian diaduk dengan tanah, apabila sudah tercampur kapur pertanian 

    dengan tanah siram dengan air dapat pula denga air hujan, biarkan 10 sampai 15 hari, 

    baru ditanam. 

    Untuk penambahan jumlah kapur dapat dilakukan dengan cara perhitungan berikut :

    Bila diketahui pH tanah kita 4,5. 

    Tanah  yang pH yang kita inginkan 6, maka

                       (6 – 4.5) x 2000 kg/ha Dolomite Halus = 3000 kg/ha

    Kapur Dolomite Halus pada selisih pH 1.5 maka diperoleh pemberian kapur pertanian 

    3ton/Ha Dolomite Halus

 

1.Tanah Gambut

Tanah ini kaya akan zat organik namun belum bisa dijadikan makanan oleh tumbuhan

karena belum terurai dan pHnya rendah atau asam. Sirkulasi udara yang kurang baik

sehingga bakteri tidak bisa bekerja secara maksimal. Pada tanah yang seperti ini hanya

beberapa jenis tanaman saja yang dapat hidup seperti karet. Cara mengatasi jenis tanah

yang seperti ini :


a. Memberikan kompos dari pupuk kandang, arang atau bokashi pupuk kandang arang.

b. Membuat tali parit atau parit sebanyak mungkin.

c. Memberikan kultur campuran mikro organisme yang menguntungkan

d. Memberikan bakteri yang berasal dari limbah yang mengandung banyak protein 

    seperti : limbah tahu, darah, atau ikan busuk.




2. Tanah podsolik merah kuning.

Tanah ini banyak terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Cara mengatasi jenis tanah seperti ini dengan cara :

a. Memberikan bahan organic berupa kompos yang banyak.

b. Menutup tanah atau memberi mulsa pada setiap tanaman sehingga lapisan atas tanah 

    akan terlindungi dari erosi ketika hujan.

c. Memberikan bakteri yang menguntungkan


KESIMPULAN DARI TEKNIK PENYUBURAN TANAH INI ADALAH :

1. Memberikan bahan organic berupa kompos atau bokashi hal mutlak perlu 

    dilakukan untuk menyuburkan tanaman.

2. Menjaga ekosistem kehidupan didalam tanah membuat tumbuhan tumbuh secara 

    optimum.

3. Mengatur tata udara dan air untuk membantuk menyuburkan tanah.

4. Sasaran perbaikan ditujukan kepada fisik, kimia dan biologi tanah.



PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI

Info dan Pemasaran : 085265918610


Kamis, 10 Januari 2019

BAHAN CAT MARKA JALAN ( CAT THERMOPLASTIC )

BAHAN CAT MARKA JALAN ( CAT THERMOPLASTIC )
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi tanda membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi kepentingan lalu lintas.

Bentuk, ukuran, warna, dan tata cara penempatan marka jalan mengacu pada Keputuan Menteri Perhubungan No 60 tahun 1993 tentang marka jalan.
Marka profil merupakan marka membujur berupa garis utuh atau garis putus-putus untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan dengan tambahan efek kejut dan memaksimalkan fungsi pantulannya (retroreflektif).
Marka membujur pada lokasi rawan kecelakaan digunakan marka profil dengan penambahan bentuk yang menonjol lebih tinggi dari marka dasar dengan jarak interval tertentu yang berfungsi sebagai pemisah jalur dan batas tepi jalur lalu lintas.
Marka profil dapat menggunakan bahan thermoplastic atau coldplastic.



BAHAN THERMOPLASTIC :
· Jenis bahan marka jalan yang digunakan harus bahan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari (retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal AASHTO M 247-81 untuk butiran kaca (glass bead) dan AASHTO M 249-79 untuk cat thermoplastic.
· Bahan marka jalan jenis thermoplastic terdiri atas 4 komponen dengan komposisi binder, glass beads, titanium dioxide (TiO2), Calcium Carbonate (CaCo3) dan inert filler.
· Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 3 mm, tidak lebih dari 10 menit pada suhu 32 ± 2ºC.
· Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux.
· Tingkat retroreflektif diukur pada siang maupun malam hari dengan alat retroreflektometer pada kondisi jalan kering. Pengukuran dilakukan saat 0-1 bulan dan pada bulan ke 6 setelah diaplikasikan.
· Bahan yang digunakan dalam spesikasi ini tidak boleh lebih dari 1 tahun dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa).
· Setiap bahan marka yang akan digunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji laboratorium berskala nasional atau internasional.



BAHAN COLDPLASTIC
· Jenis bahan dasar/resin yang digunakan untuk campuran cat adalah MMA (methacrylate), bahan tidak licin dan memantulkan cahaya pada malam hari (retroreflektif) bila terkena sinar lampu kendaraan dan memenuhi standar rujukan minimal AASHTO M 247-81 untuk butiran kaca (glass bead) dan BS: EN 1871 untuk material cold plastic.
· Bahan warna pigmen mempunyai daya tahan luar cukup lama (minimal 2 tahun).
· Waktu pengeringan setelah diaplikasikan pada permukaan jalan dengan ketebalan 2 mm, tidak lebih dari 20-30 menit.
· Marka jalan harus memiliki tingkat retroreflektif minimal 200 mcd/m2/lux (warna putih maupun kuning) pada umur 0-6 bulan setelah aplikasi. Pada akhir tahun ke-2 tingkat retroreflektif minimal 100 mcd/m2/lux.
· Tingkat retroreflektif diukur pada siang maupun malam hari dengan alat retroreflektometer pada kondisi jalan kering. Pengukuran dilakukan saat 0-1 bulan dan pada bulan ke 6 setelah diaplikasikan pada permukaan jalan.
· Bahan yang digunakan dalam spesikasi ini tidak boleh lebih dari 1 tahun dari tanggal produksi (tidak kadaluarsa).
· Setiap bahan marka yang akan digunakan harus lulus uji laboratorium dengan menunjukkan sertifikat uji laboratorium berskala nasional atau internasional.
Kami menyediakan Calcium Carbonate khusus untuk pembuat cat marka jalan tersedia dan kehalusan 100, 200, 400 Mesh

INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE


Gudang :
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang
Sumatera Utara

CIRI-CIRI TANAMAN KEKURANGAN MAGNESIUM (Mg)

Gejala Kekurangan Magnesium (Mg)
1. Umumnya daun menguning sering dijumpai pada daun-daun pelepah tua karena Mg 
    dapat bergerak dari daun tua ke daun muda.
    Gejala awal adalah timbulnya warna hijau kekuningan yang berubah menjadi warna 
    pucat kekuningan dibagian ujung lembaran daun yang berumur lebih tua, terutama yang 
    langsung terkena cahaya matahari.
2. Pada kondisi yang semakin berat, warna daun berubah menjadi coklat kekuningan
    sampai kuning cerah dan akhirnya mengering.
3. Bagian-bagian daun yang menunjukkan gejala klorosis pada tahap berikutnya mungkin 
    akan diinvasi oleh jamur sekunder (misalnya Pestalotiopsis gracillis) yang menimbulkan 
    warna ungu pada pinggiran dan ujung lembaran daun.
4. Sifat yang khas dari kekurangan Mg adalah adanya pengaruh dari perlindungan. Anak 
    daun yang terlindung dari sinar matahari warnanya tetap hijau walaupun kekurangan Mg.
5. Faktor curah hujan berpengaruh pada munculnya gejala kekurangan Mg.
    Pada tahun dengan curah hujan relatif rendah gejala defisiensi Mg kurang tampak dan 
    pada tahun dengan curah hujan tinggi gejala kekurangan Mg terlihat jelas.

Penyebab Kekurangan Magnesium
1. Kadar Mg tertukarkan (exchangeable) dalam tanah sangat rendah (< 0,2 cmol/kg)
    Sifat antagonisme diantara unsur hara dimana ketersediaan unsur hara Magnesium
    dengan Kalium.
2. Pemberian unsur hara lain yang terlalu berat, terutama Nitrogen dan Kalium.
    Minimalnya tindakan pengawetan tanah mengingat unsur hara Mg mudah tercuci.
3. Tanaman kelapa sawit ditanam pada tanah bertekstur ringan (pasir) dan bersifat masam 
    yang lapisan tanah atasnya  sudah tererosi. Pada tanah yang berat (liat) umumnya 
    kandungan Magnesium cukup tinggi.
4. Pemupukan Mg tidak mencukupi untuk mendukung produktivitas tanaman yang tinggi 
    atau tanaman yang tumbuh pada tanah dengan kandungan Mg yang sangat rendah.
5, Bahan induk tanah, dengan bahan induk granit dan kwarsa mengandung unsur
    Magnesium yang rendah.

Pencegahan Kekurangan Magnesium
Mengatur keseimbangan antara Mg dan K. Ketidakseimbangan tersebut terjadi pada tanaman kelapa sawit yang tumbuh di tanah yang berkadar Ca tinggi (misal tanah-tanah vulkanis).


Perlakuan Pada Tanaman Kekurangan Mg
Pada tanah-tanah bereaksi masam, Dolomit dapat digunakan untuk keperluan pupuk Mg secara rutin. Akan tetapi jika defisiensi Mg dijumpai sangat nyata maka pemupukan dengan dosis 2-3 kg Kieserit/pokok/tahun mungkin diperlukan. Respon tanaman terhadap pupuk Mg dapat ditingkatkan jika kepada tanamannya juga diberikan janjang kosong terutama jika tanah lapisan atas sudah tererosi.

INFO &PEMASARAN HP/WA : 
085265918610

PT. PANJIWIRA 
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE

Gudang
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang

MANFAAT KAPUR PERTANIAN


Tanaman yang tumbuh pada tanah yang memiliki derajat keasaman yang kurang ideal,
setelah diberikan kapur pertanian pada saat pekerjaan olah tanah, bisa meningkatkan
produktivitas hasil panen.



Kapur pertanian juga memberi keuntungan yang lain bagi petani, termasuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia hingga 50%. 

Begitu juga dengan pemakaian pupuk-pupuk organik akan semakin terasa hasilnya.
Meskipun penggunaan kapur pertanian dapat meningkatkan kesuburan serta mengurangi
keasaman tanah juga efisiensi penggunaan pupuk, namun pada kenyataan nya, kondisi
masyarakat pertanian di Indonesia secara keseluruhan belum mengetahui dan menerapkan
pada lahan pertanian nya.

Sebetulnya tidak hanya untuk lahan pertanian saja KAPTAN memiliki manfaat yang besar,
pada lahan tambak juga dapat merasakan keuntungan dari penggunaan kapur pertanian ini.

INFO DAN PEMASARAN : 
085265918610


PT. PANJIWIRA
PRODUSEN DOLOMITE, KAPUR PERTANIAN & CALCIUM CARBONATE

Gudang ;
Jl. Raya Medan - Tj. Morawa Km. 14,1
Tanjung Morawa, DeliSerdang
Sumatera Utara

Penyebab Tanah Masam



Tanah bereaksi masam (pH rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO), ini disebabkan oleh:

1. Curah hujan tinggi, pada daerah dengan iklim tropika basah, dengan curah            hujan yang tinggi, secara alami tanah akan menjadi masam akibat pencucian     unsur hara yang ada.

2. Pupuk pembentuk asam, Pupuk nitrogen seperti Urea, ZA, Amonium Sulfat, 
    Kcl, ZK adalah pupuk yang mempunyai pengaruh mengasamkan tanah.

3. Drainase, Drainase yang kurang baik, genangan air yang terus menerus pada         tanah yang berawa, tanah pada keadaan yang demikian selalu asam.

4. Adanya unsur berlebihan, Al (Alumunium), Fe (Besi) dan Cu (Tembaga) dalam         kadar yang berlebih, seperti disekitar pegunungan verbek atau daerah tambang    nikel, besi dan tembaga selalu di jumpai tanah asam.


5. Proses dekomposisi bahan organik, Pada tanah berbahan organik tinggi seperti pada  tanah gambut selalu dijumpai tanah asam dengan pH rendah, hal itu karena proses dekomposisi bahan organik yang dalam prosesnya akan mengusir dan mengeluarkan unsur  (Kalsium) CaO dari dalam tanah.


Ciri dan Jenis Tanah Masam (Sulfat Masam)

Tanah yang masam memiliki ciri berbau busuk, permukaan air seperti ditutupi lapisan karat besi, dan banyak tumbuh lumut.


Jenis tanah dari lahan ini digolongkan juga sebagai tanah bermasalah, yaitu tanah yang mempunyai sifat baik fisika, kimia, maupun biologi lebih jelek dibandingkan dengan tanah mineral umumnya sehingga produktivitas lahan jenis tanah ini tergolong rendah, bahkan sangat rendah (Tim IPB, 1992).

Tanah sulfat masam dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1. Tanah sulfat masam potensial yang dicirinya antara lain lapisan pirit pada kedalaman
     >50 cm dari permukaan tanah
2. Semua jenis tanah yang digolongkan sebagai tanah sulfat masam aktual.

Adapun yang dimaksud dengan tanah sulfat masam potensial yang dicirikan oleh warna kelabu, kemasaman sedang-sampai dengan masam (pH>4.0), sementara itu yang dimaksud dengan tanah sulfat masam aktual yang dicirikan dengan warna kecoklatan pada permukaan, dan sangat masam atau pH< 3,5 (Noor, 2004).


Tanah sulfat masam merupakan tanah yang mengandung senyawa pirit (FeS2), banyak terdapat di daerah rawa, pasang surut maupun lebak. Mikroorganisme sangat berperan dalam pembentukan tanah tersebut. Pada kondisi tergenang senyawa tersebut bersifat stabil, namun bila telah teroksidasi maka akan memunculkan problem bagi tanah, kualitas kimia perairan dan biota-biota yang berada baik di dalam tanah itu sendiri maupun yang berada di badan-badan air, dimana hasil oksidasi tersebut tercuci ke perairan tersebut.

Akibat dari Tanah Masam

Tanah yang masam dapat menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, penurunan hasil tanaman, mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.


Mensvoort dan Dent (1998) menyebutkan bahwa senyawa pirit (ferit) tersebut merupakan sumber masalah pada tanah tersebut. Selain itu jika tanah ini dikeringkan atau teroksidasi, maka senyawa pirit akan membentuk senyawa feri hidroksida Fe(OH)3 sulfat SO42- dan ion hidrogen H+ sehingga tanah menjadi sangat masam.

 Akibatnya kelarutan ion-ion Fe2+, Al3+ dan Mn2+ bertambah di dalam tanah dan dapat bersifat racun bagi tanaman. Ketersediaan fosfat menjadi berkurang karena diikat oleh besi atau aluminium dalam bentuk besi fosfat atau aluminium fosfat. Biasanya bila tanah masam kejenuhan basa menjadi rendah, akibatnya terjadi kekahatan unsur hara di dalam tanah (Putu dan Widjaya-Adhi, 1990).


Cara menanggulangi masalah tanah masam

Pada prinsipnya ada 4 masalah aktual utama pada tanah masam yaitu rendahnya kadar bahan organik tanah dan kadar unsur hara, dangkalnya perakaran tanaman, kekeringan, gangguan gulma alang-alang (Imperata cylindrica) serta diperparah oleh erosi dan pencucian unsur hara. 


Masalah-masalah tersebut ini seringkali menyulitkan suatu usaha tani untuk mencapai produksi yang tinggi secara berkelanjutan. Tingkat produksi yang tinggi dapat dicapai melalui berbagai upaya yang dapat mempertahankan kesuburan tanah yakni dengan penerapan sistem pengelolaan yang tepat.

Salah satu cara pengelolaan yang terbukti dapat mempertahankan kesuburan tanah-tanah masam adalah dengan menanam tanaman tahunan (pepohonan) bersama-sama dengan tanaman semusim dalam sebidang lahan yang sama (kebun campuran). 

Upaya-upaya pemecahan masalah yang ditujukan untuk mendapat produksi yang tinggi secara berkelanjutan seharusnya dilakukan tanpa mengakibatkan kerusakan (degradasi) pada sumberdaya lahan. Dalam hal ini perlu diperhatikan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman dan fungsi tanaman dalam meminimalkan kehilangan tanah, air dan hara.

INFO & PEMASARAN : 085265918610 (Ph/WA/ Telegram)